Banjir bandang dan tanah longsor di Buleleng, puluhan rumah rusak

Banjir bandang dan tanah longsor di Buleleng. ©2018 Merdeka.com
Banjir bandang dan tanah longsor di Buleleng. ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com – Setelah Jembrana dan Denpasar, kini giliran Kabupaten Buleleng diterjang banjir bandang dan tanah longsor. BPBD Buleleng mendata ada 13 titik bencana tanah longsor dan banjir terjadi di kabupaten paling utara pulau Bali.Akibat kejadian ini jalan penghubung antarkabupaten terputus. Seperti jalur utama dari Denpasar menuju Buleleng di Desa Gitgit, badan jalan ditutupi bebatuan dan pohon tumbang akibat tebing longsor.
Termasuk juga jalan utama Tabanan-Buleleng melalui jalur Munduk. Kendaraan terpaksa harus balik arah lantaran separuh badan jalan amblas.Bencana terparah terjadi di Desa Dencarik dan Desa Kali Anget, di mana ratusan rumah warga terdampak banjir bandang.
Menurut penuturan warga, air mulai meninggi sudah terjadi sejak pukul 22.30 WITA. Hanya berselang beberapa menit saja volume air seperti aliran sungai begitu cepat datang disertai dengan beberapa bebatuan dan batangan pohon.Banjit bandang terjadi diperkirakan akibat meluapnya air Sungai Tanpekan. Dari ratusan rumah yang terendam air, dikabarkan lebih dari 21 rumah alami kerusakan.”Begitu air mulai meninggi dan masuk rumah, banyak warga langsung mengungsi. Karena sudah pengalaman sebelumnya setiap hujan deras selama sehari tanpa henti, air sungai kemungkinan meluap. Ternyata benar, syukurlah kami sudah mengungsi. Rumah kami tenggelam pak, air di dalam rumah setinggi hampir 2 meter,” tutur salah seorang warga Buleleng Ketut Budiarta (37), Rabu (24/1).
Berdasarkan pantauan di lokasi, hampir seluruh rumah yang ada di bantaran sungai Tanpekan dihantam banjir bandang. Lumpur-lumpur memenuhi lantai dan halaman rumah warga. Sekitar pukul 10.00 WITA air mulai surut dan warga bergotong royong membersihkan dibantu anggota TNI dan polisi.Tidak hanya ratusan rumah yang terendam, sebuah mobil yang parkir di pinggir sungai milik Putu Mastika (37) setempat nyaris hanyut.
“Awalnya sedang kerja dihubungi tetangga katanya rumah terendam. Saya langsung nerobos jembatan yang sudah penuh air. Sampai sepinggang malah airnya. Bahkan mobil saya nyaris hanyut. Tapi beruntung masih tertahan pohon bambu,” kata Mastika.Sementara Kepala Desa Dencarik, Putu Budiasa mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih menginventarisir jumlah kerusakan yang terjadi. Meski begitu ia memperkirakan jumlah rumah yang terdampak banjir bandang mencapai ratusan unit, serta puluhan hektar sawah dan tanaman anggur juga ikut terendam.
“Curah hujannya tinggi, selain itu dari hulu air banyak menghanyutkan kayu dan lumpur. Kerusakan belum kami bisa pastikan jumlah kerugian,” kata Budiasa.Dikatakannya, ada 15 KK terpaksa diungsikan lantaran rumahnya berada di posisi rawan dan mengalami rusak parah.”Ini banjirnya paling parah. Sampai sekarang sudah tiga kali kena, tapi yang sekarang paling banyak rumahnya jadi korban,” jelas Budiasa. [cob]

Leave a Comment