Tanah Sering Longsor, Kini Rumah Midon Berada di Bibir Jurang

Rumah Midon kini kritis berada di bibir jurang sebagai akibat tanah sering longsor tergerus oleh banjir di kawasan Tobasa    Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Tanah Sering Longsor, Kini Rumah Midon Berada di Bibir Jurang, http://www.tribunnews.com/regional/2018/04/10/tanah-sering-longsor-kini-rumah-midon-berada-di-bibir-jurang.  Editor: Hendra Gunawan
Rumah Midon kini kritis berada di bibir jurang sebagai akibat tanah sering longsor tergerus oleh banjir di kawasan Tobasa


Laporan Wartawan Tribun Medan, Arjuna Bakkara
TRIBUNNEWS.COM, TOBASA- Sejumlah rumah penduduk nyaris terseret longsor di Desa Meranti Tengah, Kecamatan Pintu Meranti, Kabupaten Tobasa, Selasa (10/4/2018).Rumah tersebut terlihat semi permenen dan kondisinya membahayakan penghuni karena menggantung di tepi jurang. Enam rumah tampak terbawa longsor, mengancam penghuni.

 Jon Raples Panjaitan, Kepala Desa setempat mengatakan, beberapa waktu lalu, kebun karet milik warga yang berdekatan dengan pemukiman longsor akibat tingginya curah hujan.Hingga saat ini enam keluarga terus waswas, karena jarak bibir jurang yang longsor hanya sekitar dua meter dari rumah mereka

Belum lagi musim hujan yang saat ini melanda desa mereka kian hari menambah kegelisahan. Warga bahkan mengaku tidak pernah nyenyak tidur malam bila hujan turun sebab takut longsor susulan.Akhir tahun 2017 lalu, titik longsor sudah mulai terlihat, namun skalanya masih kecil, pada 6 Januari 2018. Titik Longsor membesar saat hujan deras melanda desa tersebut.Kedalaman tanah longsor tersebut sudah mencapai 100 meter. Padahal sebelumnya lahan itu ditanami pohon karet, tetapi akar pohon karet tidak kuat menahan tanah dan longsor tak terhindarkan.
Pasca terjadinya longsor, pertama kali pada akhir tahun lalu warga langsung menanami lahan itu dengan bambu untuk mengantisipasi longsor. Upaya tersebut tidak berguna karena tamag terus terkikis.Midon, seorang warha mengaku terpaksa membongkar dapur rumahya, karena jarak bibir jurang terus mendekati rumahnya. “Terpaksa kami bongkar dapur kami, takut semua terseret. Dah makin dekat ke tepi jurang,”ujarnya.
Katanya, upaya penanganan bencana ini juga sudah disampaikan kepada Pemkab Tobasa. Solusi yang ditawarkan adalah merelokasi perumahan warga ke lokasi yang aman.”Tetapi, untuk relokasi itubwarga harus menyediakan lahan gratis sesikitnya 1200 Meter per segi,”tambahnya.Namun, lanjut Midon, warha tetap merasa tak mampu mencari lahan itu. Aasannya, hampir seluruh desa mereka masuk dalam kawasan hutan lindung. Sedangkan milik mereka sendiri dianggap tidak ada yangblayak menjadi pemukiman, karena kondisi lahan yang mereka miliki juga berada pada topogragi berkemiringan.
 
 

Leave a Comment