Selama Musim Hujan Sudah 60 Kali Terjadi Tanah Longsor

Kabupaten Kuningan dilanda longsor. Foto: Gilang/Rakyat Cirebon
Kabupaten Kuningan dilanda longsor. Foto: Gilang/Rakyat Cirebon
KUNINGAN – Deretan bencana alam yang menghampiri Kuningan dalam kurun waktu Desember 2016 hingga Maret 2017, selain menyisakan trauma juga menimbulkan kerugian angka yang sangat fantastis.

Musibah itu sendiri, menurut BPBD dan Pemkab Kuningan disebabkan oleh tingginya curah hujan, dangkalnya sungai, sistem drainase yang mampet, pola buang sampah yang belum benar hingga tingginya aktivitas pergeseran tanah yang hampir terjadi di seluruh wilayah.
 Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan merilis jumlah kerugian tertaksir, akibat bencana alam tersebut, yakni kurang lebih sebesar Rp13 Miliar. Jumlah itu semua belum ditambahkan dari dua bencana longsor yang terjadi di Kecamatan Darma dan Selajambe, Sabtu (11/03) kemarin.
“Kerugian akibat bencana alam selama musim penghujan di Kabupaten Kuningan adalah sebesar Rp13 Miliar,” ujar Agus Mauludin Kepala BPBD Kabupaten Kuningan kepada Rakyat Cirebon, Senin (13/03).
Agus menuturkan, jenis bencana di Kabupaten Kuningan sebagian besar disebabkan oleh tanah longsor dan pergerakan tanah. Menurutnya, selama musim penghujan ini, telah terjadi sebanyak 60 kali kejadian tanah longsor dan tanah bergerak.
“Selain itu banjir bandang di Kecamatan Cibingbin yang meliputi 7 desa, itu kerugian yang ditaksir tidak sedikit,” terangnya. Pihaknya mengakui bahwa sesuai arahan dari BPBD Jawa Barat, wilayah Kabupaten Kuningan diterapkan status siaga bencana Bulan Mei 2017 nanti.
Sementara itu, Bupati Kuningan H Acep Purnama SH MH, saat ditemui diacara serah sambut Kepala Kantor Kementrian Agama Kabupaten Kuningan pagi tadi, mengatakan mengaku sangat prihatin akan kejadian bencana yang terus berdatangan.
Pihaknya mengimbau masyarakat tetap waspada selama diterapkannya status siaga. Kepada masyarakat, Bupati mengimbau agar meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan, juga sabar dalam menghadapi segala ujian.
“Musibah ini yang terpenting bagaimana kita menyikapinya dengan berbuat yang terbaik untuk lingkungan sekitar,” pungkasnya. (gio/mgg)

 

Leave a Comment