Tanah Longsor di Desa Gupit Sukoharjo Makin Luas

RYANTONO P.S./RADAR SUKOHARJO Longsoran di Dukuh Guntur RT 2 RW 2, Desa Gupit, Kecamatan Nguter semakin luas.
RYANTONO P.S./RADAR SUKOHARJO
Longsoran di Dukuh Guntur RT 2 RW 2, Desa Gupit, Kecamatan Nguter semakin luas.

 
 
 
 
 
 
SUKOHARJO – Longsoran di dukuh Guntur RT 2 RW 2, Desa Gupit, Kecamatan Nguter semakin luas. Longsor susulan terjadi di sisi barat di sekitar rumah Wagiyem Reso Mulyono, 85, minggu lalu akibat hujan deras.Hal tersebut dikatakan oleh Suroso, 25, cucu dari Wagiyem Reso Mulyono, 85, yang rumahnya paling parah terdampak di Guntur RT 2 RW 2, Desa Gupit, Kecamatan Nguter. Menurut Suroso, hujan deras yang terjadi beberapa waktu lalu, berakibat pada longsoran baru disekitar rumahnya. ”Longsorannya terjadi minggu lalu,” katanya, kemarin.Ditambahkan Suroso, saat ini longsoran baru tersebut sudah diberi pembatas potongan bambu. Hal ini tentu membuat dirinya makin was was lantaran longsoran makin dekat dengan rumahnya. Dia berharap pihak terkait bisa melakukan perbaikan permanen pada longsoran di rumahnya.
Dia menceritakan, tahun lalu pihak BBWSBS sudah melakukan tinjauan, bahkan kunjungan dilakukan kepala BBWSBS. Dia meninjau langsung lokasi longsoran. Namun, sampai saat ini belum ada kejelasan kapan longsoran akan diatasi secara permanen.Dijelaskannya, saat ini dia dan neneknya belum berencana pindah. Karena, mereka tak memiliki tempat tinggal lainnya. Karena itu, Suroso dan neneknya hanya bisa pasrah menunggu tanggul tersebut segera diperbaiki.Kepala BPBD Sukoharjo Suprapto menjelaskan, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan BBWSBS mengenai longsor di Gupit. Dikatakannya, penanganan longsoran disana sudah sangat mendesak agar dipermanenkanSuprapto mengatakan, longsoran yang mengancam rumah tersebut menjadi perhatian. Dia terus mendesak pihak terkait untuk melakukan perbaikan. Karena wilayah tersebut termasuk terancam.Diketahui ada delapan kepala keluarga (KK) di Guntur RT 2 RW 2 Desa Gupit Kecamatan Nguter yang terancam longsoran. Mengingat pekarangan tanah mereka terus tergerus aliran Sungai Bengawan Solo. Bahkan jarak bibir sungai dengan rumah mereka tinggal dua hingga lima meter. (yan/edy)

Leave a Comment