Diduga Tidak Sesuai RAB, Talud Jalan di Ngawi Longsor, Ini Akibatnya

Talud penahan jalan di Desa Pelanglor, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi yang baru sepekan dibangun dengan biaya sebesar Rp 457 juta, roboh. Akibatnya, jalan desa setempat amblas longsor ke sungai.
Talud penahan jalan di Desa Pelanglor, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi yang baru sepekan dibangun dengan biaya sebesar Rp 457 juta, roboh. Akibatnya, jalan desa setempat amblas longsor ke sungai.

SURYA.co.id | NGAWI – Talud penahan jalan di Desa Pelanglor, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, baru sepekan dibangun, dengan biaya sebesar Rp 457 juta, tiba-tiba saja roboh.Diduga kuat pembangunan talud ini menyalahi spesifikasi teknis bangunan.Akibat robohnya talud, jalan di Desa Pelanglor ikut amblas ke sungai bengawan Solo.Ironisnya, Kepala Desa Pelanglor Suyadi, mengakui kalau yang dibangun dengan dana desa itu tidak sesuai spesifikasi teknis bangunan talud.Hal ini di karenakan kekurangan biaya. Sehingga kualitas bangunan penahan jalan selebar lima meter itu asal- asalan.
“Saya akui memang kualitas talud itu sangat rendah. Ini karena biaya pembangunannya sangat minim. Sehingga begitu air sungai meluap dan talud diterjang air sungai langsung roboh. Ini karena material dan spesifikasi bangunan seperti itu,” kata Kepala Desa Pelanggarem. Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi Suyadi kepada Surya, Jumat (20/1/2017).Talud yang dibangun terkesan asal-asalan itu, saat roboh praktis membuat badan jalan setempat ikut longsor dan masuk sungai.Untung, saat itu jalan dalam.kondisi sepi, karena hujan lebat, sehingga korban dari warga setempat tidak sampai terjadi.Meski begitu, robohnya talud diikuti longsornya badan jalan setempat membuat warga masyarakat setempat kecewa.Karena proyek pembangunan talud penahan jalan yang dibiayai dana desa dengan menghabiskan anggaran hampir setengah miliar rupiah itu, bangunan hanya bertahan kurang dari sepekan.Apalagi kini, robohnya talud itu diikuti kerusakan jalan setempat. Tentunya biaya perbaikkan talud itu nanti akan semakin besar.Tim pelaksana proyek yang juga perangkat desa setempat Sucipto, juga mengakui kalau kualitas bangunan talud yang dikerjakan tidak sesuai dengan spesifikasi Standart Nasional Indonesia (SNI), karena minimnya biaya pelaksanaan proyek talud yang dirasakan masih kurang dari biaya semestinya.Meski begitu, proyek tetap dilaksanakan, tapi karena nekat, proyek itu malah membawa akibat. Hampir separo jalan desa setempat ikut amblas.
“Meski tidak sesuai SNI, dengan anggaran sebesar Rp 475 juta, pembangunan talud penahan jalan itu tetap kami laksanakan. Tapi hasilnya seperti ini, tidak kami pikirkan sebelumnya,”kata Sucipto.Warga Desa Pelanglor, berharap robohnya talud dan amblasnya jalan desa yang hampir separo hilang itu segera diperbaiki.Karena warga khawatir kalau sampai talud tidak segera diperbaik, longsornya jalan akan semakin lebar dan air sungai akan menerjang rumah warga setempat.”Biaya mahal, proyek kok asal-asalan. Warga disini berharap pelaksana proyek segera memperbaiki talud dan jalan itu, agar kekhawatiran warga akan terjangan air bah dari sungai Bengawan Solo tidak terjadi,”kata Joko Wahyuono kepada Surya. Jumat (20/1-2017).Sudah dua hari ini talud roboh dan amblasnya jalan di Dusun Pelanggarem, Desa Pelanglor, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi itu belum ada tanda tanda akan diperbaiki dalam waktu dekat ini.Sementara tanda peringatan (warning) ambrolnya talud dan jalan itu hanya ditandai tali plastik, yang tidak terlihat bila malam hari.

Leave a Comment