Rawan Longsor, BPBD Tinjau Retakan Tanah di Perkebunan Jember

thumbnail-for-7360-678x381
Jember – Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember, Widi Prasetyo, meninjau lokasi retakan tanah di Perkebunan Kalijompo, Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi. Retakan tanah yang rawan longsor itu sudah ada sejak tahun 2006.Menurut Widi, tahun 2016 retakan itu panjangnya mencapai 200 meter. Namun dalam setahun terakhir retakan itu makin panjang sekitar 15 meter. “Retakannya semakin panjang sekitar 15 meter, dalam kurun waktu setahunan ini,” kata Widi di lokasi, Kamis (26/10/2017). Sejak retakan itu muncul, pihak perkebunan langsung melakukan penutupan dengan plastik di sepanjang retakan. “Karena kalau tidak ditutup, air utamanya saat hujan, masuk ke dalam retakan. Kemudian, dikhawatirkan air itu ngendon di dalam dan sewaktu-waktu bisa jebol dan mengakibatkan banjir bandang,” kata Widi.
Untuk itu, kemarin pihak perkebunan sudah mengganti plastik yang kondisinya sudah mulai rusak. “Alhamdulilah, pihak perkebunan responnya luar biasa. Plastiknya sudah diganti dengan yang baru. Masyarakatnya juga sangat kompak,” ujar Widi.Menurut dia, hal itu merupakan bentuk sinergitas yang dibangun dengan dunia usaha dan masyarakat, dalam rangka mengurangi risiko bencana.Widi mengatakan, pihaknya sudah melatih sejumlah masyarakat kawasan Kalijompo, menjadi relawan bencana. Mereka yang sudah terlatih, memiliki kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu jika terjadi bencana.
“Termasuk relawan ini bisa mengedukasi masyarakat supaya ikut melakukan pencegahan sekaligus penanganan saat bencana,” sambungnya.Manajer Perkebunan Kalijompo, Agus Dwi Martono mengatakan, penutupan bekas retakan dengan plastik itu sudah menjadi tanggung jawab pihaknya. Plastik juga diganti tiap tahun. “Yang namanya plastik kena hujan panas, sobek dan rusak, itu kan perlu diganti,” katanya.Sementara Camat Sukorambi, Bambang Rudi, mengapresiasi upaya yang dilakukan pihak perkebunan mengurangi risiko bencana. “Support dari pihak perkebunan sangat luar biasa, terhadap mitigasi dampak bencana alam,” ungkapnya.
Menurut Bambang, retakan di lokasi itu memiliki kedalaman sekitar 2 meter. Dengan upaya yang dilakukan pihak perkebunan, diharapkan retakan semakin menyusut “Langkah preventif dari kita agar sabuk gunung tersebut terjaga dengan aman. Kemudian, kita sudah mempersiapkan jalur-jalur evakuasi, jika sewaktu-waktu bencana itu terjadi. Tapi mudah-mudahan aman,” ungkap Bambang.
(fat/fat)

Leave a Comment