Sebanyak 24 rumah tertimbun tanah longsor di Kabianggama Yahukimo

Peristiwa tanah longsor terjadi karena gunung Bibil terbelah tengah lalu terjadi pergeseran tanah dan longsor. Akibatnya, puluhan rumah dan perkebunan milik warga mengalami kerusakan serta puluhan hewan ternak mati.
Peristiwa tanah longsor terjadi karena gunung Bibil terbelah tengah lalu terjadi pergeseran tanah dan longsor. Akibatnya, puluhan rumah dan perkebunan milik warga mengalami kerusakan serta puluhan hewan ternak mati.

 
 
 
Yahukimo, Jubi – Musibah tanah longsor hebat melanda di pemukiman dan perkebunan warga di  kampung Buahun distrik Kabianggama Kabupaten Yahukimo, Sabtu (30/12/2017), sekitar pukul tiga sore.Koordinator penanganan bencana tanah longsor di kampung Buahun distrik Kabianggama, Enius Yual, mengatakan peristiwa tanah longsor terjadi karena gunung Bibil terbelah tengah lalu terjadi pergeseran tanah dan longsor. Akibatnya, puluhan rumah dan perkebunan milik warga mengalami kerusakan serta puluhan hewan ternak mati.“Ada 24 rumah warga tertimbun longsor. Perkebunan milik warga di enam desa, diantaranya desa Buahun, Bahabolma, Kawianggema, Soha, Supayo, dan Domul, hancur total karena tertimbun longsor di tiga lokasi. Sebanyak 26 ekor babi tertimbun longsor.
Masyarakat mulai terserang batuk, demam menggigil, pilek, dan sesak napas. Warga juga kekurangan makanan. Kami minta perhatian pemerintah. Bapak Gubernur dan Bapak Bupati Yahukimo bisa membantu kami,” kata Enius Yual, kepada Jubi, di Dekai, Kamis (11/1/2018).“Ini bukan kata orang tetapi ini musibah dan fakta maka itu mohon dukungan dan bantuan dari pemerintah,” katanya menambahkan.Kepala suku dari distrik Kabianggema, Agus Silip, yang juga saksi mata mengatakan musibah itu sudah terjadi hamper dua pekan lalu. Namun karena kendala pesawat sehingga dirinya baru sekarang bisa di Dekai untuk membawa bukti musibah bencana.
“Rumah, perkebunan, dan ternak babi kami sudah tertimbun. Rumah kami hancur. Barang-barang penting kami dan alat dapur ikut tertimbun longsoran tanah. Kami mulai sakit-sakitan. Kami sangat membutuhkan bantuan dari semua pihak. Kami sudah tidak punya apa-apa lagi,” ucap Silip.Dia menceritakan bencana itu datang tiba-tiba karena tidak ada gempa bumi, hujan, atau tanda-tanda lainnya. Tiba-tiba terjadi longsor. Warga yang dalam kondisi kaget dan panik berusaha menyelamatkan diri.“Berita tentang musibah ini terlambat kami sampaikan karena kejadiaan di pedalaman. Sarana komunikasi terbatas. Baru hari ini saya ketemu wartawan,” katanya. (*)

Leave a Comment