67 Desa di Wonogiri Terdampak Bencana Banjir dan Tanah Longsor

Hujan yang mengguyur selama 14 jam tanpa henti, Selasa (28/11), membuat sedikitnya 40 rumah di dua kecamatan di Wonogiri terendam. Banjir terjadi di wilayah Kecamatan Nguntoronadi dan Pracimantoro.
Hujan yang mengguyur selama 14 jam tanpa henti, Selasa (28/11), membuat sedikitnya 40 rumah di dua kecamatan di Wonogiri terendam. Banjir terjadi di wilayah Kecamatan Nguntoronadi dan Pracimantoro.

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Akbar Hari Mukti
TRIBUNJATENG.COM, WONOGIRI – Berdasarkan informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, bencana alam baik banjir bandang dan tanah longsor terjadi di 19 kecamatan dan 67 desa.Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Bambang Haryanto, menjelaskan jika saat ini ada 2 korban tertimbun longsor di Wonogiri.
Dua orang korban tertimbun longsor di Wonogiri, jelasnya, ditemukan dalam kondisi meninggal.Sedangkan menurutnya sekitar 2 ribu warga yang semula terpaksa mengungsi, hari ini berangsur berkurang karena air mulai surut.Bambang menjelaskan, dua korban tewas akibat tertimbun tanah longsor. Mereka adalah Sri Wati (40) Suyati (60).”Peristiwa terjadi di Bengle RT 02 RW 05, Desa Jetis, Kecamatan Tirtomoyo, Wonogiri. Mereka ibu dan anak,” katanya, via telepon, Rabu (29/11/2017).Ia menuturkan, awalnya, dalam kejadian longsor pada Selasa (28/11/2017), dua orang itu hilang.Kemudian baru dilaporkan bahwa terdapat kemungkinan keduanya tertimbun longsor.
“Mereka ditemukan dalam evakuasi pagi tadi. Evakuasi dilakukan tadi jam 7 pagi. Jasadnya sudah diserahkan kepada keluarga,” papar dia. Selain itu, ia menguraikan, hampir 2 ribu warga Wonogiri harus mengungsi sejak kemarin.Posko pengungsian, lanjutnya, berada di masing-masing desaterdampak, kantor Kecamatan, dan kantor BPBD.”Saat ini pengungsi sudah berkurang, karena banjir surut. Hanya saja, yang rumahnya roboh masih harus mengungsi,” jelasnya.  Lebih lanjut Bambang menjelaskan, bantuan bahan-bahan logistik telah didistribusikan.
“Di setiap posko juga didirikan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan warga,” jelasnya.Lebih jauh ia memaparkan, langkah selanjutnya dalam tahap pemulihan paska bencana, pihaknya telah menerjunkan relawan dan melakukan koordinasi dengan TNI dan Polri.Bambang mengakui, saat upaya evakuasi ada beberapa wilayah yang sempat terisolir, sehingga akses komunikasi sulit, apalagi ada sejumlah jembatan putus.”Untuk antisipasi, kita sudah meminta agar tenaga kesehatan dikerahkan di lokasi. Dan saat ini yang terpenting yaitu dibutuhkan adanya psikologi sosial dan pengadaan air bersih untuk warga terdampak,” ungkapnya.(*)

Leave a Comment