Bencana Tanah Longsor di Bukit Ngetos , Telan Korban Jiwa
NGANJUK,MEMO.CO.ID –Tanah longsor dahsat terjadi di bukit Dolopo Desa Kepel Kecamatan Ngetos pada Minggu ( 9/4 ) sekitar pukul 14.00 WIB. Dari hasil data sementara jumlah korban meninggal dunia tertimbun tanah longsor seperti yang direlis dari petugas Palang Merah Indonesia ( PMI ) Cabang Nganjuk ada 5 orang.
Dari lima korban tersebut identitasnya sudah diketahui empat diantaranya berasal dari Desa Sumberbendo Kecamatan Ngetos yaitu Kodri,15, pelajar,Doni,23,petani,Dwi,17 pelajar dan Bayu,14,pelajar.Sedangkan satu korban meninggal dunia berasal dari Dusun Jati Desa Blongko Kecamatan Ngetos bernama Paidi,55, seorang buruh tani.Menurut keterangan beberapa nara sumber, selama sebulan terakhir bukit Dolopo Desa Kepel Kecamatan Ngertos sudah sering mengalami longsor namun masih dalam skala keci. Bukit dengan kemiringan 70 derajat tersebut sering dikunjungi warga dan kalangan pelajar hanya sekedar untuk mengabadikan terjadinya bukit longsor yang berlangsung selama satu bulan penuh.
Warga setempat dan pelajar mengabadikanya melalui foto dan video ponsel. Namun naas, pada minggu siang ( 9/4 ) sekitar pukul 14.00 WIB tanpa diketahui sebelumnya oleh sejumlah pengunjung yang lagi asik mengambil gambar menarik itu tiba-tiba bukit seluas 3 hektar longsor dalam skala besar.Dalam hitungan menit puluhan orang yang berkerumun tidak jauh dari area bukit langsung kena hantam tanah dan sebagian lari tunggang langgang menjahui longsor.
Sampai berita ini ditulis dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD ) ,PMI dan Taruna Tanggap Bencana ( TAGANA ) Kabupaten Nganjuk belum bisa melakukan pencarian korban yang tertimbun tanah longsor. Pasalnya seperti dikatakan Aries salah satu koordinator TAGANA kondisi tanah masih labil dan terus terjadi gerakan yang membahayakan.Dimungkinkan masih dikatakan Aries akan ada longsor susulan.’’ Petugas belum berani terjun ke lokasi longsoir,karena kondisi tanah masih labil dan masih terasa tanah bukit mengalami gerakan yang menimbulkan suara gemuruh akibat retakan tanah. Bahkan air dariatas bukit terus mengalir deras.Ini sangat riskan terjadi longsor susulan yang bisa lebih besar dari sebelumnya,’’ tegas Aries dilokasi kejadian. ( adi )