Korban Longsor di Kediri Tolak Relokasi Jauh dari Kebun

brt590755600
Kediri (beritajatim.com) – Para korban bencana alam tanah longsor lereng Gunung Wilis, tepatnya di Dusun Juron, Desa Blimbing, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur kini tinggal di kawasan rawan bencana. Mereka minta pemerintah daerah (pemda) tidak merelokasi ke daerah yang jauh dari kebun dan ladang.
“Warga bersedia direlokasi, tetapi tidak jauh dari permukiman mereka. Sebab, disana mereka mempunyai kebun. Kecuali memang direlokasi rumah dan kebun mereka sekaligus,” ungkap Koordinator Relawan Kesehatan Indonesia (RKI) Daniel Arisandi, selaku pendamping warga, Selasa (01/9/2015)
Kebun merupakan satu-satunya lahan mencari makan bagi para korban. Mereka tidak bersedia direlokasi ke tempat yang jauh dari ladang yang dimiliki. Warga juga sadar bahwa selama ini tinggal di kawasan yang rawan bencana. Tetapi, mereka terpaksa kembali ke rumahnya masing-masing, karena belum ada tempat yang aman bisa ditempati.
“Kami masih berusaha berkoordinasi dengan Pemkab Kediri untuk mencarikan lokasi relokasi yang sesuai. Tetapi apabila Pemkab membandel (tidak mementingkan kepentingan warga), maka kita akan melakukan aksi,” ancam Daniel.
Sebelumnya, Pemkab Kediri gagal merelokasi para korban bencana tanah longsor ke lahan perkebunan PT. Secang Sukosewu. Negosiasi permintaan lahan berstatus Hak Guna Usaha (HGU) seluas 1,5 hektar antara Pemkab dan pihak perkebunan tidak membuahkan hasil. Pemkab akhirnya menempuh langkah lain.
Kabag Humas Pemkab Kediri Haris Setiawan mengaku, akan melakukan pengadaan lahan untuk para korban seluas 1 hektar. Upaya itu ditempuh Pemkab, setelah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat melakukan konsultasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementerian Kehutanan dan Kementerian Sosial. Pengadaan lahan tersebut akan dilakukan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintah Desa (BPMPD) pada tahun ini
Sementara itu, sebanyak 63 Kepala Keluarga (KK) yang menjadi korban tanah longsor, pada pertengahan bulan Februari 2015 lalu kini kembali ke rumahnya masing-masing di Dusun Juron, Desa Blimbing. Padahal rumah mereka sudah tidak layak huni dan dalam kondisi rusak. Selain itu, bencana tanah longsor setiap saat mengancam keberadaan mereka disana. (nng)

Leave a Comment