News

Dari berbagai jenis klasifikasi industri yang kami tangani mengimplementasikan alat monitoring SPARING, mempunyai aktual kondisi yang bermacam-macam. Seperti halnya industri pertambangan batubara, umumnya isu yang ada adalah belum adanya saluran khusus yang kemudian bisa menggunakan aplikasi WEIR / V-notch.

Jadi sensor yang paling cocok untuk di implementasikan disana adalah jenis sensor debit tipe doppler. Sensor ini tergolong mahal dengan harga puluhan hingga ratusan juta rupiah.

Namun bagi industri yang telah eksisting membangun sistem IPAL (Instalasi Pengelolaan Air Limbah) seperti halnya industri textile, pengolahan migas, petrochemicals, oleochemicals dan industri perkebunan sawit atau pulp & paper yang umumnya mempunyai sistem pengelolaan limbah yang baik, saluran pembuangan limbah mereka akan  lebih mudah dipasangi alat SPARING karena debit memang merupakan issue parameter yang wajib dilaporkan ke Dinas Lingkungan Hidup setempat.

WEIR atau v-notch adalah hal yang lumrah mereka gunakan selama ini. Maka sensor debit tipe open channel menjadi pilihan yang cocok dan tentu dengan harga yang jauh lebih murah (selisih antara 60 ~ 80 juta / unit).
Selain implementasi sensor debit, issue keamanan juga menjadi poin utama yang wajib dipertimbangkan industri jika akan melakukan pemasangan alat SPARING. Tidak semua lokasi titik penaatan (compliance point) yang akan kita pasangi alat SPARING ini “aman”, baik dari pencurian maupun pengerusakan / vandalisme.

Apalagi perangkat SPARING tergolong parts yang akan cukup menarik perhatian karena terdiri dari konstruksi besi dan adanya solar panel disana. Maka solusi dari poin ini bisa bermacam-macam, mulai dari pemasangan pagar dan kawat berduri, sampai dibangunkan konstruksi shelter semi hingga permanen.

Poin terakhir yang menjadi issue adalah : Ketersediaan Jaringan Signal. Bagaimanapun juga, pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan sangat concern dan mempunyai niat yang baik untuk men-digitalisasi pelaporan dan pemantauan kwalitas air limbah industri secara online. Di sisi yang lain, Indonesia terdiri dari wilayah yang besar, ribuan pulau dan lokasi/area dimana domisili setiap industri ini tidak semua tercover atau masuk dalam coverage area jaringan GSM.

Maka seringkali tim implementasi di lapangan mengalami kendala susah signal. PIC dari industri dapat menginformasikan kepada kami terkait kendala ini. Beberapa industri client kami berikan beberapa pilihan solusi. Mulai dari penambahan device station khusus penguat signal, repeater, menggunakan jaringan LORA module, hingga membangun infrastruktur baru sebagai media dispatch jaringan intranet.
Tentunya, berbagai solusi treatment kami tawarkan sebagai bagian dari layanan kami dalam menyediakan tools SPARING untuk perusahaan anda.