Kisah Keluarga Rohidin yang Tinggal di Kandang Kambing Akibat Longsor

Tatkala hujan deras, keluarga Rohidin tinggal di bekas kandang kambing. (Foto: Liputan6.com/BPBD Banyumas/Muhamad Ridlo)
Tatkala hujan deras, keluarga Rohidin tinggal di bekas kandang kambing. (Foto: Liputan6.com/BPBD Banyumas/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Banyumas – Sejak puluhan tahun lalu, Rohidin Rawan (53) secara turun-temurun tinggal di Desa Karangbawang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.Ia hafal dengan nyaris tiap jengkal lingkungan di sekitar rumahnya di RT 03/05 Grumbul Kalisalak yang berada di lereng perbukitan. Ia pun memahami, gerakan tanah atau longsor skala kecil selalu terjadi di kawasan ini.
Biasanya, sifat gerakan tanah atau longsornya perlahan dan memakan waktu puluhan tahun. Namun, entah kenapa, pada Senin, 26 Februari 2018, tiba-tiba rayapan tanah bertambah cepatDiduga intensitas hujan yang sangat tinggi sejak awal Februari menjadi pemicunya. Apalagi, saat itu turun hujan lebat nyaris tiap hari.
Rumahnya pun rusak berat akibat longsor. Di bagian tengah rumah, muncul retakan dan ambles. Sungguh mengkawatirkan jika terus ditinggali.Sejak saat itu, Rohidin pun mengungsikan keluarganya yang berjumlah enam orang ke bekas kandang kambing. Hingga hari ini, Rohidin telah bertahan di rumah darurat itu lebih dari delapan hari.”Tiap kali hujan deras, keluarganya mengungsi. Khawatir ada longsor lagi,” kata Komandan Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas, Kusworo, kepada Liputan6.com, Selasa, 6 Maret 2018. BPBD Banyumas pun tak tinggal diam melihat ada warganya yang tinggal di kandang kambing. Selimut, terpal, karpet, kelambu, bahan makanan dan alat penunjang lainnya dikirimkan ke keluarga Rohidin.
Bersamaan dengan rusaknya rumah Rohidin, tercatat ada enam rumah lain yang juga terdampak. Total, di RT 03 RW 05 Karangbawang, ada tujuh rumah terdampak. Rinciannya, empat rusak sedang, tiga lainnya rusak berat, termasuk rumah Rohidin.Tiga rumah yang rusak berat itu direkomendasikan untuk direlokasi. Pasalnya, kondisi rumah yang rusak berat mengancam penghuni rumah. Apalagi, jiwa sewaktu-waktu terjadi hujan lebat yang bisa memicu longsor susulan.”Curah hujan yang tinggi, kondisi tanah yang labil dan kemiringan tanah yang curam jadi penyebab,” Kusworo menambahkan.Pada Selasa, puluhan relawan dan warga setempat mempersiapkan lahan untuk membangun rumah bagi Rohidin. Musababnya, di luar pekarangan rumah yang kini dilanda longsor, Rohidin tak memiliki pekarangan yang bisa menjadi tempat bernaung.
Namun, Kusworo tak mau berspekulasi kapan rumah Rohidin bisa ditinggali. Hanya saja, ia memastikan bahwa seluruh bahan bangunan rumah (BBR) sudah didistribusikan. Antara lain, seng, paku, bambu, kayu, batu, pasir, dan semen.Begitu pula dengan satu rumah warga lainnya, Kasiman (43), yang sementara ini mengungsi ke rumah tetangganya, Ibu Ruminah. Seluruh BBR sudah disiapkan di lokasi.Sedangkan penghuni rumah rusak berat lainnya, keluarga Warkiman (40), sudah pindah dan mendirikan rumah secara mandiri ke lokasi aman. Empat korban gerakan tanah lainnya, Sukardi (71), Tarsam (53), Sunardi (65), dan Rastam sementara ini masih bertahan di rumahnya masing-masing. Rumah mereka hanya rusak sedang.
Namun begitu, BPBD, Pemdes dan warga terus mengamati gerakan tanah. Jika sudah membahayakan, maka keempat rumah itu ada kemungkinan direlokasi. Di kecamatan lainnya, ratusan warga dan relawan dari berbagai lembaga di Banyumas menggelar kerja bakti untuk membuka jalur ke Kecamatan Gumelar yang sebelumnya lumpuh total akibat longsor di empat titik.Komandan Taruna Tanggap Bencana (Tagana) Kabupaten Banyumas, Heriana Ady Chandra, mengatakan, prioritas pembukaan jalur adalah jalan raya utama yang sebelumnya tertutup longsoran.Di jalur antara Kecamatan Gumelar menuju Purwokerto lewat Ajibarang ada tiga titik longsoran yang sempat menutup jalur sejak Minggu malam (4/3/2018). Hari ini, tiga titik itu sudah dibuka 100 persen, sehingga sepeda motor dan mobil bisa melintas.
Namun, khusus jalur alternatif masih tertutup lantaran material yang menimbun jalan bervolume cukup besar. Penanganan terhambat lantaran hanya mengandalkan tenaga manusia (manual) dan dengan alat seadanya.”Ya lumpuh total, tidak ada yang masuk. Ada sekitar 100-an relawan-lah yang terlibat. Mudah-mudahan bisa dilewati ini,” Chandra mengungkapkan.Pada Selasa siang, titik yang longsor di jalur alternatif bisa dilewati sepeda motor, tapi belum bisa dilintasi mobil. Pembersihan material secara total diperkirakan masih butuh waktu sehari.”Soalnya kalau motor sudah bisa melintas, tinggal yang roda empat,” dia menambahkan.

Leave a Comment